REPUBLIKA.CO.ID, KUALA KANGSAR -- Sudah menjadi tradisi di Malaysia jelang hari raya dengan menggantung panjut pelita (lampu bambu tradisional) berbentuk bintang di halaman rumah mereka.
Mengambil keuntungan dari tradisi tersebut, Abdul Manap Dahalan (64 tahun) dan Azinul Mashi Mohd Fathil (49) memulai bisnis cepat jelang hari raya dengan membuat lampu hiasan bintang.
"Lampu bambu ini biasanya dipajang mulai dari tiga hari sebelum Hari Raya," jelas Dahalan seperti dilansir dari The Star, Senin (13/7).
Dahalan yang sudah 40 tahun membuat panjut pelita menuturkan dengan adanya pencahayaan dari panjut pelita merupakan perlambang kegembiraan pada malam hari. Sementara Azinul mengaku saat ini sudah membuat sekitar 40 lentera.
"Menyelesaikan satu lentera bisa memakan waktu sampai tiga jam," jelas Azinul.
Sebagian besar, sambung Azinul, pesanan panjut pelita datang masyarakat setempat. Kadang mereka juga menerima pesanan dari negara lain.
Azinul mengatakan selain bambu, tali dan plastik berwarna juga digunakan. Setiap lentera dijual untuk antara 30 Ringgit Malaysia dan 80 Ringgit Malaysia tergantung pada ukuran dan desain.