Senin 13 Jul 2015 22:36 WIB

Kamboja Gunakan Tikus untuk Deteksi Ranjau Darat

Rep: Puti Almas/ Red: Muhammad Hafil
Tikus
Tikus

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Tikus mungkin terdengar sebagai binatang yang menjijikkan bagi banyak orang. Tapi, tidak bagi sebagian orang di Kamboja.

Salah satu negara di Asia Tenggara ini justru merasa tikus sangat berguna untuk menyelamatkan nyawa banyak orang. Betapa tidak, tikus justru membantu orang-orang di Kamboja mendeteksi ranjau darat yang mematikan.

Pit, seekor tikus yang tengah dilepaskan guna mendeteksi ranjau darat di wilayah pedesaan mampu mendekteksi keberadaan ranjau darat hanya dalam waktu 11 menit. Padahal, bila hal itu dilakukan oleh manusia secara langsung maupun dengan detektor logam yang canggih, waktu yang dibutuhkan lebih lama, bisa mencapai lima hari.

"Di bawah langit yang cerah, bahkan tikus-tikus ini bisa bekerja lebih cepat. Benar-benar tikus penyelamat," ujar Hul Sokheng, seorang veteran deminer atau pembersih ranjau darat di Kamboja, dilansir Reuters, Senin (13/7).

Sebanyak kurang lebih 15 tikus diimpor dari Tanzania, Afrika dan dilatih oleh para ahli serta veteran yang bergerak di bidang pendeteksian dan penjinakkan ranjau darat. Jenis tikus ini pun cukup berbeda karena ukurannya yang lebih besar dari tikus pada umumnya, memiliki satu mata, dan memiliki kantung di badannya.

Kinerja hewan pengerat yang kini di Kamboja disebut sebagai tim elit tikus ini pun telah dibuktikan dengan mendekteksi ranjau darat di area bekas konflik Kamboja puluhan tahun lalu. Sebelumnya wilayah yang mencakup pedesaan serta ladang pertanian sempat tidak aman karena adanya ledakan dari ranjau yang tak terdeteksi. Sejak 1979, setidaknya sudah 20 ribu warga yang tewas dan 44 ribu lainnya luka-luka.

Selain cepat dalam mendeteksi ranjau berbahaya, tikus elit ini pun memiliki keunggulan lain. Keunggulan tersebut yaitu tikus tidak memicu ledakan, tidak seperti alat pendeteksi maupun bila manusia yang menemukannya.

Untuk kerjanya yang begitu mengagumkan, hewan pengerat ini pun selalu diberikan 'imbalan' dari para pelatih. Imbalan ini adalah dengan diberikan pisang, sebagai makanan favorit mereka saat mereka mulai menemukan tanda-tanda keberadaan ranjau berbahaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement