Selasa 14 Jul 2015 14:05 WIB

Sekjen PBB Kecewa tak Ada Gencatan Senjata di Yaman

Sekjen PBB Ban Ki Moon
Foto: AP
Sekjen PBB Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon telah menyampaikan kekecewaan bahwa gencatan senjata yang direncanakan di Yaman tidak terwujud pada akhir pekan.

Ia menyeru semua pihak di lapangan agar "mencegah memburuknya bencana kemanusiaan yang merebak" di negara yang dicabik konflik itu, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan di Markas Besar PBB, New York, Senin (13/7).

"Jelas Sekretaris Jenderal sangat kecewa bahwa jeda kemanusiaan tidak berlangsung pada akhir pekan di Yaman," kata Dujarric dalam taklimat harian di markas PBB.

Jeda kemanusiaan yang direncanakan telah diumumkan oleh juru bicara sekretaris jenderal PBB tersebut pada Kamis (9/7). Utusan khusus PBB telah menerima komitmen dari semua pihak di Yaman bahwa "pertempuran akan berhenti pada pukul 20.59 GMT Jumat dan jeda kemanusiaan akan berlanjut sampai setelah berakhirnya Ramadhan pada 17 Juli".

Namun keadaan jadi jelas pada akhir pekan bahwa jeda itu tidak dihormati.

Laporan mengenai serangan udara berlanjut, termasuk laporan mengenai serangan koalisi pimpinan Arab Saudi pada Senin pagi yang, menurut saksi mata dan sumber medis, menewaskan sedikitnya 21 warga sipil dan melukai 45 orang lagi di satu permukiman di Ibu Kota Yaman, Sana'a.

PBB mulanya berharap jeda tersebut akan memungkinkan lembaga kemanusiaan mengirim buat warga sipil air, makanan, vaksinasi, dan obat dasar.

Menurut Dujarric, bantuan kemanusiaan telah dibagikan meskipun serangan udara berlangsung terus tapi PBB belum bisa memberikan laporan penuh mengenai apa isi bantuan tersebut.

"Meskipun serangan udara berlanjut, meskipun pertempuran, rekan kemanusiaan kami dan mitra mereka bisa membagikan bantuan penting kepada orang yang putus-asa di Yaman," kata Juru Bicara PBB itu. Ia menambahkan pengiriman bantuan kemanusiaan dilakukan jauh lebih sulit akibat situasi keamanan yang berlangsung.

"Kami terus mengulangi seruan kami bagi jeda kemanusiaan tanpa syarat," kata Dujarric, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Selasa siang.

"Saya mau mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal mengingatkan semua pihak dalam konflik di Yaman, baik di dalam maupun di luar negeri, mengenai kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional."

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement