REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pelarian gembong narkoba Joaquin "El Chapo" Guzman dari penjara meningkatkan tekanan bagi Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto. Selama ini Pena Nieto berjanji memberantas korupsi dan geng narkoba di negaranya.
Berbicara di Paris, Pena Nieto mengatakan pelarian diri Guzman merupakan penghinaan terhadap Meksiko. Ia pun menjanjikan penyelidikan penuh terhadap kasus tersebut. Sejauh ini, 31 petugas penjara termasuk kepala lembaga pemasyarakatan telah diinterogasi.
Guzman melarikan diri pada Sabtu (11/7), melalui terowongan bawah tanah di bawah kamar mandi di selnya. Guzman selama ini dianggap sebagai pengedar narkoba paling kuat dan salah satu yang terkaya di dunia. Ia sempat melarikan diri pada 2001, sebelum ditangkap kembali 2014 lalu.
Seorang ahli penjara di pusat penelitian CIESAS Elena Azaola mencatat, bangunan yang ditempati Guzman telah memenuhi standar internasional penjara dengan keamanan tinggi. Menurutnya, tak mungkin bagi Guzman bisa melarikan diri tanpa bantuan.
"Tidak mungkin untuk (Guzman) melarikan diri dari penjara tanpa keterlibatan sejumlah penjaga atau pihak berwenang," ujar Azaola.
Kaburnya Guzman dari penjara Atiplano menjadi kejutan bagi pihak berwenang Meksiko. Padahal, Lembaga Administrasi Obat-obatan (DEA) mengaku telah memperingatkan Meksiko akan hal ini sejak 16 bulan lalu.