REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE Sebuah kelompok anti Islam berbasis nasionalisme mengatakan akan menyelenggarakan aksi besar-besaran di dewan parlemen Melbourne. Kelompok yang mengatasnamakan dirinya United Patriots Front (UPF) itu menyatukan diri dengan kelompok neo-nazi dan kelompok sayap kanan. Tujuannya, menunjukan kekuatan anti-islam di Australia.
UPF menjalankan aksi tersebut demi kembali mengklaim Australia sebagai negara yang tidak berlandaskan agama tertentu, melainkan nasionalisme. Kekesalan kelompok tersebut muncul setelah dianggap sebagai organisasi kriminal di tanah airnya sendiri.
Pihak kepolisian setempat melakukan investigasi terkait pesan di media sosial UPF. Beberapa pesan dari anggota UPF menyatakan ingin membawa senjata dalam aksi tersebut. Hal itu tentunya sontak membuat polisi langsung mengusut keterlibatan kelompok tersebut dengan pengadaan senjata ilegal.
Juru bicara kepolisian negara bagian Victoria mengatakan investigasi dilakukan guna meneliti keabsahan pesan-pesan di media sosial tersebut.
Sebelumnya pada Mei lalu, sekitar 70 orang anggota UPF akan menghadiri acara serupa di alun-alun kota. Dalam acara itu, salah seorang anggota UPF ditangkap akibat membawa pisau. Ia didakwa atas potensi melakukan penyerangan terhadap seseorang sekaligus membawa benda berbahaya bagi keselamatan jiwa orang lain.