REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Maskapai Virgin Australia menyebutkan pihaknya akan mengoperasikan penerbangan ekstra dari Bali untuk mencoba menerbangkan lebih dari 4.000 warga Australia yang terdampar akibat letusan Gunung Raung. Sejumlah penerbangan telah dibatalkan selama seminggu terakhir karena abu vulkanik di atmosfer, yang menyebabkan ribuan penumpang terlantar di bandara Denpasar.
Sejumlah maskapai penerbangan, kini, telah kembali memulihkan layanan. Maskapai Virgin dan Jetstar Australia mengatakan, mereka akan menawarkan deposit untuk penerbangan di masa mendatang bagi penumpang yang gagal terbang.
Juru bicara Virgin, Danielle Keighery, mengatakan, 2.000 wisatawan telah kembali ke Australia selama 24 jam terakhir, dan penerbangan tambahan akan terus beroperasi esok, jika cuaca memungkinkan.
"Kami terus mempertimbangkan untuk menerbangkan sebanyak mungkin penumpang secepat yang kami bisa dan besok, kami akan menjadwalkan penerbangan ekstra lagi," ujarnya baru-baru ini.
"Namun, gunung berapi ini terus meletus dan kondisi cuaca dapat berubah dengan cepat,” sambungnya.
Ia menerangkan, "Kami percaya kami punya lebih dari 4.000 penumpang yang gagal terbang ... itu butuh beberapa hari untuk mengangkut semuanya jika kami memiliki kondisi yang menguntungkan.”
"Skenario terbaik, Virgin berharap untuk melakukan 18-20 penerbangan besok," tambahnya.
Danielle mengatakan, maskapainya mendesak calon penumpang untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke Bali, sembari mengatakan bahwa pihak Virgin tak menerima pemesanan tiket untuk sisa hari dalam minggu ini.
Virgin menerima kritik karena membatalkan penerbangan sementara Air Asia, Garuda dan Jetstar tetap beroperasi, tapi Danielle mengatakan, sementara ia mengerti frustrasi yang dialami penumpang, ‘keselamatan adalah nomor satu’.
Sementara itu, Jetstar mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan Qantas untuk memulangkan penumpang dengan memanfaatkan pesawat yang lebih besar. David Hall dari Jetstar mengatakan, dua pesawat berkursi 300 penumpang dikirim ke Bali pada (14/7).
David mengutarakan, situasi di Bali dikaji tiap beberapa jam sekali.
"Ini adalah prakiraan harian tetapi segera setelah langit cerah, kami memobilisasi sebanyak mungkin kapasitas yang kami bisa untuk mendapatkan memulangkan penumpang," katanya.
Pada hari Senin (13/7), Jackson Browne dari Pusat Peringatan Abu Vulkanik (VAAC) di Darwin mengatakan, abu diperkirakan akan menjauh dari bandara Denpasar.
Namun ia menyebut, hal yang tidak mungkin untuk memprediksi berapa lama gangguan akibat abu akan berlangsung.
"Gunung berapi bisa sangat tak terduga karakternya, tetapi letusan di masa lalu dari jenis gunung berapi ini baru hilang selama berminggu-minggu," utaranya.
"Bali terselamatkan berkat arah angin," sambungnya.