REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Sumber diplomatik pembicaraaan nuklir Iran dan negara Barat menyatakan, meski masih banyak perbedaan mencuat namun kerangka kesepakatan nuklir Iran hampir terbentuk.
Menurut sumber yang berbicara dengan syarat anonim, Iran dan enam negara kekuatan dunia sedang bekerja menyelesaikan kerangka tersebut pada Selasa (14/7).
Salah satu poin yang menjadi fokus kerangka kesepakatan adalah masalah akses luas inspektor PBB ke semua situs Iran. Menurutnya, Badan Energi Atom Internasional PBB dan Iran telah menyetujui kerangka termasuk terkait kunjungan ke situs militer Parchin. Mereka juga setuju kemungkinan inspektor PBB melakukan wawancara dengan para ilmuan nuklir Iran.
Sumber diplomatik mengatakan, jika kesepakatan disetujui maka resolusi Dewan Keamanan PBB yang idealnya diadopsi Juli akan dilaksanakan pada semenster pertama 2016. Namun informasi ini hanya awalan dan dapat berubah, karena menurut sumber ini bukan versi final atau akhir. Sehingga menurutnya segala sesuatu dapat berubah sebelum persetujuan akhir tercapai antara kedua pihak.
Seperti diketahui, para menteri luar negeri dari Inggris, Cina, Prancis, Jerman, Rusia dan Amerika Serikat bertemu sekiar satu jam untuk berjuang menyelesaikan kesepakatan pada Senin (13/7) tengah malam. Mereka telah melakukan perundingan ini selama lebih dari 20 bulan.
Jika tercapai, kesepakatan dapat menandai hubungan baru antara Iran dan negara-negara Barat. Selama ini negara Barat mencurigai Iran telah menggunakan program nuklir sipilnya untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir. Iran kerap membantah hal itu.
Pertemuan komprehensif antara Iran dan kekuatan dunia menurut kantor berita FARS melaporkan, akan digelar pada Selasa pukul 08.00 GMT. Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini diharapkan akan membaca pernyataan bersama.
"Iran dan enam kekuatan akan mengadakan pertemuan yang komprehensif di markas PBB di Wina pada pukul 10.00 waktu setempat," kata Zarif dilansir AP.
Di antara poin terbesar yang mencuat dalam sepakan terakhir adalah desakan Iran untuk pencabutan embargo senjata Dewan Keamanan PBB dan larangan program rudal balistik. Iran meminta kedua hal itu segera dicabut jika kesepakatan tercapai.
Masalah lain adalah rencana untuk memulihkan sanksi, jika Iran melanggar kesepakatan. Belum jelas bagaiaman isu-isu itu akan diselesaikan dalam kesepakatan akhir.
Menanggapai kerangka kesepakatan yang hampir rampung ini Presiden Iran Hassan Rouhani mengungkapkan pendapatnya. Melalui akun Twitternya, ia menyatakan harapannya akan tercapainya terobosan terkait kesepakatan dalam waktu dekat.
"Kesepakatan Iran adalah kemenangan atas diplomasi dan saling menghormati atas paradigma eksklusi dan pemaksaan yang usang. Dan ini adalah awalan yang bagus," kicau Rouhani.
Namun, beberapa menit kemudian kicauan Rouhani dihapus. Rouhani kemudian menambahkan kata "Jika" di depan kalimat " Kesepakatan Iran". Ini mencerminkan bahwa negosiator belum mencapai hasil akhir.