REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam kesepakatan baru nuklir Iran. Tel Aviv menilai itu kesalahan bersejarah.
Menurut Netanyahu, kesepakatan itu membuat Iran terbebas dari sanksi ekonomi. "Dan upaya untuk menghancurkan Israel sedang berlangsung," ujar Benjamin, dilansir dari usnews, Rabu (15/7).
Netanyahu berdalih tak mempersoalkan bila kesepakatan itu menyangkut prilaku agresif Iran. Ini termasuk, dukungan dari kelompok militan anti-Israel seperti Hamas (Palestina) dan Hizbullah (Lebanon).
Netanyahu mengatakan, kesepakatan ini akan mengulang kesalahan dari eksepakatan Internasional sebelumnya dengan Korea Utara. Di mana sistem inspeksi gagal mencegah negara dalam berusaha mengembangkan kemampuan senjata nuklirnya.
Ketika kesepakatan berakhir dalam satu dekade, Teheran akan memiliki kpasitas untuk membangun senjata nuklir. "Jauh lebih kaya dengan rezim teroris," ujar Netanyahu.