Rabu 15 Jul 2015 13:35 WIB

Ribuan Warga Sipil Jadi Korban di Yaman

Kelompok Houthi menyerang kilang minyak Buraiqah di Aden, Yaman, Sabtu (27/6).
Foto: reuters
Kelompok Houthi menyerang kilang minyak Buraiqah di Aden, Yaman, Sabtu (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kantor PBB bagi Komisaris Tinggi Urusan Hak Asasi Manusia menyatakan sedikitnya 142 warga sipil tewas, dan 224 orang lagi cedera dari 3 sampai 13 Juli, kata juru bicara PBB.

"Ini membuat seluruh jumlah korban jiwa sipil sejak 26 Maret jadi 1.670. Sebanyak 3.829 orang cedera selama masa ini," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam taklimat harian di Markas Besar PBB, New York dikutip dari Xinhua Rabu (15/7).

Dikatakan lebih lanjut, prasarana sipil juga telah jadi korban, dan sedikitnya 187 lokasi mengalami kerusakan sebagian atau total akibat konflik bersenjata. Sementara itu, Program Pangan Dunia (WFP) melaporkan 13 truk menyeberang ke dalam wilayah Yaman pada Senin (13/7) dan 27 orang pada Selasa, kata Dujarric.

"Pada Juli sejauh ini, lebih dari 127.000 orang dikonfirmasi telah menerima bantuan pangan darurat di Gubernuran Taiz dan Lahj di bagian selatan negeri itu. Pembagian ini dilakukan melalui mitra lokal WFP, termasuk Kementerian Pendidikan Yaman," ia menambahkan.

Di Yaman, serangan udara dan pertempuran darat telah berlangsung kendati ada jeda kemanusiaan yang diperantarai PBB antara gerilyawan Syiah Al-Houthi dan pemerintah Yaman, yang mendapat dukungan internasional, dan sekutunya.

"Tentu saja Sekretaris Jenderal sangat kecewa bahwa jeda kemanusiaan tidak berlangsung pada akhir pekan di Yaman," kata Dujarric kepada wartawan di Markas Besar PBB, New York.

Setelah upaya gencatan senjata yang gagal tersebut, Sekretaris Jenderal PBB menyeru semua pihak di lapangan agar "mencegah bertambah buruknya bencana kemanusiaan yang merebak" di negara yang dicabik konflik itu.

Laporan mengenai serangan udara terus mengalir, termasuk laporan tentang serangan udara pimpinan Arab Saudi pada Senin pagi, yang menurut saksi mata dan petugas medis telah menewaskan sedikitnya 21 warga sipil dan melukai 45 orang lagi di satu permukiman di Ibu Kota Yaman, Sana'a. PBB mulanya berharap jeda kemanusiaan tersebut akan memungkinkan lembaga kemanusiaan mengirim air, makanan, vaksin dan obat dasar kepada warga sipil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement