Senin 20 Jul 2015 17:00 WIB

AS: Kesepakatan Nuklir Iran tak Berarti Hapus Opsi Militer

Fasilitas nuklir Iran
Foto: telegraph.co.uk
Fasilitas nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Kesepakatan nuklir Iran tidak berarti menghapus opsi militer yang terkait dengan upaya untuk menghentikan Teheran dari memiliki bom atom, kata Menteri Pertahanan AS Ashton Carter, Minggu, menjelang kunjungan ke Israel.

"Salah satu alasan mengapa kesepakatan ini adalah salah satu kesepakatan yang baik adalah bahwa hal ini tidak mencegah opsi militer," kata Carter kepada wartawan di pesawatnya dalam perjalanan menuju Israel.

Israel adalah pemberhentian pertamanya dalam rangkaian perjalanan Timur Tengahnya untuk meredakan kekhawatiran di kalangan sekutu Amerika Serikat atas perjanjian bersejarah itu.

"Kami menjaga dan terus menyempurnakan" semisal opsi militer jika Iran melanggar ketentuan perjanjian, kata Carter saat memulai perjalanan ke Israel, Arab Saudi dan Jordania untuk memperbaharui komitmen keamanan Amerika Serikat di wilayah tersebut.

Israel telah sangat kritis terhadap perjanjian yang disepakati pekan ini antara musuh lamanya, Iran, dan enam kekuatan dunia yang akan melihat Teheran menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pencabutan bertahap sanksi.

Pimpinan Pentagon akan bertemu mitranya dari Israel Moshe Yaalon, Senin, sebelum mengadakan pembicaraan pada Selasa dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang menyebut kesepakatan itu sebagai "kesalahan bersejarah" dan telah mengisyaratkan kemungkinan respon militer.

Perjalanan Carter juga akan membawanya ke Arab Saudi, negara lain yang juga telah melihat kesepakatan nuklir itu dengan waspada, untuk meyakinkan sekutu Teluknya itu bahwa Amerika Serikat bermaksud untuk mempertahankan kehadiran yang kuat di wilayah tersebut.

Karena potensi agresi dan kegiatan fitnah dari Iran serta upaya memerangi kelompok-kelompok ekstremis seperti Negara Islam. "Kami selalu mencari cara untuk memperkuat postur kami di sana", kata Carter.

Dia menambahkan bahwa ada banyak hal yang kita lakukan dengan Israel, termasuk pekerjaan di kualitas militer, pertahanan rudal balistik, dan kegiatan kontraterorisme mereka.

Adapun dengan Arab Saudi dan lima negara Arab lainnya dari Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), Carter mengatakan Amerika Serikat ingin meningkatkan kerja sama di bidang kontraterorisme, pasukan operasi khusus, keamanan maritim serta pertahanan udara dan rudal serta keamanan siber.

Carter diperkirakan akan bertemu dengan Raja Salman saat di Arab Saudi dan dengan putra raja serta menteri pertahanan, Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Di Jordania, Carter akan mengunjungi pangkalan militer untuk bertemu rekan pilot Jordania yang dibakar hidup-hidup oleh kelompok Negara Islam.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement