Selasa 21 Jul 2015 10:51 WIB

Tradisi Memasang Pelita Saat Lebaran di Malaysia

Rep: C07/ Red: Erik Purnama Putra
Tradisi memasang lampu minyak.
Foto: Ist
Tradisi memasang lampu minyak.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA KEDAH -- Kemajuan teknologi tidak membuat masyarakat melupakan tradisi saat merayakan Hari raya Idulk Fitri 1436 Hijriah. Kemeriahan Lebaran di Malaysia tidak akan lengkap bila para keluarga tidak memasang pelita (lampu minyak) di kompleks mereka.

Seperti di Jalan Yan, Kuala Kedah dekat Alor Setar, Mohamad Nizam Omar (35 Tahun) mengatakan sudah menjadi tradisi pemasangan pelita di rumahnya setiap Hari Raya. Di rumahnya yang memiliki dua lantai tersebut, Omar memasang 20 pelita, di mana cahayanya dapat dilihat dari jarak jauh.

"Sejak muda, sudah tugas saya memasang pelita dan merupakan tradisi yang terus berlanjut sampai sekarang," ujar Omar dikutip dari the Star, Selasa (21/7).

Menurut Omar, Hari Raya Idul Fitri bukan hanya tentang kue, petasan atau uang angpau di hari raya. "Bagi saya lampu minyak tanah ini merupakan tradisi penuh kami sebagai orang Melayu," ucapnya.

Omar menjelaskan setiap lampu pelita dibelinya dengan harga 2 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 7 ribu. Omar yang tinggal dengan orang tua dan adiknya, menambahkan bahwa setelah lampu yang menyala di sekitar pukul 19.00, maka pelita akan terus menyala hingga keesokan harinya.

Adik Omar, Siti Zuraina Omar (28), mengakui bahwa mayoritas orang Melayu termasuk beberapa tinggal di kampung tidak lagi menghiasi rumah mereka dengan pelita tersebut. "Memiliki pelita adalah cara untuk menunjukkan kegembiraan dari Hari Raya dan untuk menyambut tamu ke rumah kami. Tanpa mereka, Hari Raya tidak akan sama bagi kita," katanya

"Kami biasanya memasang pelita tiga hari sebelum Hari Raya dan ini akan berlanjut sampai akhir musim meriah," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement