Selasa 21 Jul 2015 14:48 WIB

PBB Dorong Ketenangan Selama Pemilu di Burundi

Puluhan ribu warga Burundi meninggalkan negara mereka akibat kekerasan pasca kudeta yang tak kunjung usai.
Foto: www.timeslive.co.za
Puluhan ribu warga Burundi meninggalkan negara mereka akibat kekerasan pasca kudeta yang tak kunjung usai.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menekan pihak berwenang di Burundi menarik semua hambatan dan larangan agar pemilihan umum di negara itu berlangsung damai.

Ban menyeru pihak berwenang melakukan semua hal dalam kekuasaan mereka untuk memastikan keamanan dan suasana damai selama pemilihan umum.

"Dia lebih jauh menyeru semua pihak menahan diri dari setiap kekerasan yang membahayakan ketenangan di Burundi dan kawasan itu," kata pernyataan juru bicara Ban Ki-moon, Selasa (21/7).

Sehubungan dengan jeda dalam pembicaraan antarwarga Burundi, Ban mengatakan itu berlangsung tanpa kesepakatan tentang berbagai hal yang dapat menciptakan iklim baik bagi penyelenggaraan pemilihan umum tepercaya dan damai, sebagaimana tercantum dalam rekomendasi relevan dari EAC (Masyarakat Afrika Timur) dan Uni Afrika.

Burundi menjalani pemungutan suara pada Selasa dengan Presiden Pierre Nkurunziza berharap untuk memenangkan masa jabatan ketiga kali berturut-turut, meskipun ada kecaman internasional dan ribuan orang melarikan diri dari Burundi karena takut akan ancaman kekerasan.

Kelompok oposisi dan kelompok masyarakat sipil mengecam pencalonan diri Nkurunziza dalam pemilihan presiden Burundi sebagai tindakan yang inkonstitusional dan melanggar perjanjian damai 2006. Perjanjian itu mengakhiri belasan tahun aksi perang saudara dan pembantaian etnis di Burundi.

Beberapa jam sebelum pemungutan suara dibuka, terjadi ledakan dan tembakan pada Senin di ibu kota Bujumbura, yang merupakan episentrum dari aksi protes antipemerintah selama tiga bulan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement