REPUBLIKA.CO.ID, SURUC -- Keluarga korban serangan bom bunuh diri di kota Suruc, Turki, Selasa (21/7) menghadiri pemakaman 25 dari 32 korban ledakan pada Senin (20/7) silam.
Mereka menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tak serius memerangi kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dilansir Aljazirah Rabu (22/7), keluarga aktivis yang menjadi korban mulai memakamkan orang-orang terkasih mereka. Di pemakaman pelayat meneriakkan Erdogan yang dianggap tak melakukan cukup upaya memerangi kelompok bersenjata ISIS.
Sebelumnya Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengatakan, pemerintah Turki telah mengidentifikasi tersangka yang terlibat dalam pengeboman. Namun Davutoglu tak memberikan nama tersangka, ia hanya menyatakan kemungkinan besar serangan dilakukan pembom yang berhubungan dengan ISIS.
"Satu tersangka telah diidentifikasi. Semua (tersangka) dengan hubungan internasional dan dalam negeri sedang diselidiki. Kami berharap penyelidikan segera dilakukan," kata Davutoglu pada Selasa.
Serangan ditujukan pada sekelompok mahasiswa yang sedag berkumpul menggelar konferensi pers. Mereka berencana membantu membangun kembali Kobane di Suriah. Para siswa berencana membangun perpustakaan, menanam hutan dan membangun taman bermain di Kobane.
Dari rekaman nampak pria dan wanita muda dari Federasi Asosiasi Pemuda Sosialis menyatakan dukungan mereka untuk kota Suriah yang hancur. Mereka sedang menyampaikan keterangan pada wartawan saat tiba-tiba ledakan besar terjadi.