REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Para pejabat Turki berhasil mengidentifikasi pelaku bom bunuh diri di Suruc. Dia adalah Seyh Abdurrahman Alagoz, seorang mahasiswa bersuku Kurdi, dan diduga memiliki hubungan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Peristiwa yang terjadi pada Senin (20/7) lalu itu menewaskan 32 orang aktivis.
"Tes DNA telah membuktikan pelaku pemboman Suruc adalah pria berumur 20 tahun asal Kurdi dan lahir di Adiyaman," kata pemerintah Turki, seperti dilaporkan BBC News, Rabu (22/7).
Pejabat Turki juga meyakini Alagoz pernah melakukan perjalanan ke Suriah untuk membantu operasi ISIS.
Pasca pemboman, ratusan warga Turki melakukan demonstrasi. Mereka mengutuk serangan itu dan memprotes kebijakan pemerintah Turki terhadap Suriah.
Insiden bom bunuh diri di Suruc dikabarkan menargetkan kelompok aktivis yang sebagian besar terdiri dari para mahasiswa yang berencana melakukan perjalanan melintasi perbatasan terdekat dengan Suriah, untuk membantu membangun kembali kota Kobani.
Di Suruc juga berdiri kamp penampungan para pengungsi Suriah yang melarikan diri dari kekerasan di negara mereka.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk serangan sebagai "tindakan teror." Amerika Serikat juga mengutuk keras serangan itu, menyebutnya "keji."
"Kami menyatakan solidaritas kami dengan pemerintah Turki dan warga Turki dan menegaskan kembali tekad kami untuk bersama-sama memerangi ancaman terorisme," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest dalam pertemuan dengan wartawan.