Kamis 23 Jul 2015 13:49 WIB

Anak dengan Orang Tua Penderita Kanker Lebih Berpotensi Alami Stres

Alix Bateup (ketiga dari kiri) mengatakan, bagian tersulit dari kehilangan ayahnya akibat kanker prostat terjadi 6 bulan setelah kepergian sang ayah. (Foto: CanTeen)
Foto: Australiaplus
Alix Bateup (ketiga dari kiri) mengatakan, bagian tersulit dari kehilangan ayahnya akibat kanker prostat terjadi 6 bulan setelah kepergian sang ayah. (Foto: CanTeen)

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Meski kanker tidak menular secara langsung melalui kontak fisik, namun sebagian orang merasa cemas bila memiliki riwayat keluarga yang terjangkit penyakit tersebut.

Bahkan, dari hasil penelitian mengatakan, anak muda yang memiliki orang tua dengan riwayat kanker merasa lebih tertekan dibandingkan dengan penderita itu sendiri.

Atas data tersebut, lembaga amal pemuda 'CanTeen', yang telah melakukan penelitian tersebut menyerukan kepada masyarakat agar kanker mendapat perhatian lebih.

Penelitian yang dilakukan untuk memeringati ulang tahun ke-30 lembaga itu juga menunjukkan, anak muda usia 12 sampai 24 tahun dengan orang tua yang terdiagnosa kanker 5-6 kali lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental.

Dr Pandora Patterson dari Universitas Sydney mengatakan, hanya ada sedikit bantuan dalam sistem kesehatan bagi kelompok pemuda ini.

"Mereka sering benar-benar ditinggalkan dalam sistem," kata Dr Pandora dilansir Australiaplus.

Ia mengungkapkan, masa remaja adalah waktu yang sangat menantang untuk menangani kanker dan bahwa teman-teman sebaya mereka sering berjuang untuk memahami kondisi itu.

"Bagian dari masa remaja adalah tentang menciptakan kepercayaan diri dan Anda melakukan itu berkaitan dengan kelompok sebaya Anda," ujar Dr Pandora.

Ia menerangkan, ketika teman-teman Anda tak mendapatkannya, dan mereka tak mendapatkan gambaran hal besar apa yang Anda lalui dalam hidup, itu sangat mengisolasi.

Banyak anak muda merasa bersalah tentang perasaan mereka dan tak ingin menambah beban keluarga dengan kecemasan atau ketakutan mereka sendiri.

Tapi Presiden Nasional lembaga amal 'CanTeen', yakni Ali Duncan, 24 tahun, mengatakan, sudah saatnya untuk membuka percakapan.

"Kanker tak lagi menjadi topik tabu dan itu menjadi bagian dari kehidupan banyak orang. Bagi anak-anak muda, hal itu adalah perjalanan yang berbeda, karena ada begitu banyak perubahan," jelasnya.

Ali kehilangan ibunya karena kanker paru-paru dan tumor otak sekunder pada tahun 2006.

"Jika Anda memiliki teman-teman dan keluarga serta orang-orang sekitar yang dapat membantu Anda melalui masa itu, itu akan membantu berada dalam pola pikir yang sedikit lebih positif menghadapi masa sulit apapun yang ditimbulkan kanker," tuturnya.

Setiap tahun, sebanyak 21.000 anak muda berusia 12 sampai 24 tahun memiliki orang tua yang didiagnosa dengan kanker.

Kepala eksekutif 'CanTeen', Peter Orchard, mengatakan, jaringan dukungan di lembaga amal itu telah diperluas dalam sejarah 30 tahun keberadaan 'CanTeen'.

"Kami tak hanya mendukung pasien muda, kami mendukung saudara maupun anak-anak muda yang orang tuanya menderita kanker atau telah meninggal karena kanker," sebutnya.

Organisasi ini juga menyediakan informasi bagi teman-teman dan keluarga dari mereka yang terkena kanker dengan cara apapun.

"Kami menyerukan kepada masyarakat Australia untuk mendukung anak-anak muda yang sampai sekarang telah dilupakan," pinta Peter.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2015-07-21/anak-yang-orang-tuanya-menderita-kanker-lebih-berpotensi-alami-stres/1472540
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement