Kamis 23 Jul 2015 14:08 WIB

Imbas MERS, Perekonomian Korsel Turun?

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Winda Destiana Putri
MERS di Korsel
Foto: NDTV
MERS di Korsel

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan telah terpukul karena wabah MERS dan melemahnya ekspor. Perekonomian negara tumbuh hanya 0,3 persen pada kuartal kedua dibanding pada tiga bulan pertama tahun ini, yang tumbuh sebesar 0,8 persen.

Hal tersebut menandai rekor terendah selama enam tahun. "Tingkat pertumbuhan ini lebih buruk dari yang diharapkan," kata Ketua Market Force Company, James Rooney kepada BBC, Kamis (23/7).

Ekonomi Korsel tengah berjuang dengan anjloknya ekspor, sementara MERS telah membuat sektor pariwisata melemah. Sejak 20 Mei, sebanyak 36 orang telah meninggal akibat virus dan 186 lebih terinfeksi.

Konsumsi domestik telah menderita dan jumlah wisatawan berkurang lebih dari 40 persen pada Juni. Wabah MERS di Korsel muncul pada Mei tahun ini.

Menurut Rooney, kuartal berikutnya juga masih akan berdampak negatif karena wabah tersebut. Sebab, kedatangan wisatawan asing belum bisa pulih dengan baik hingga musim liburan musim gugur nanti.

Kekuatan relatif won Korea terhadap yen melemah dan euro membuat eksportir lebih sulit untuk bersaing di pasar internasional. Dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya, ekonomi tumbuh 2,2 persen, meski di bawah target Bank of Korea sebesar 2,8 persen.

Pada Juli, bank sentral memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 untuk ketiga kalinya tahun ini, turun dari 3,1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement