REPUBLIKA.CO.ID, WINA - Presiden Austria Heinz Fischer, rencananya pada bulan September akan membuat kunjungan pertama ke Iran.
Pengumuman itu terjadi sembilan hari setelah kesepakatan bersejarah di program nuklir Iran disepakati di Wina.
"Setelah sukses perjanjian Wina pada tanggal 14 Juli 2015, menyimpulkan beberapa tahun perundingan nuklir, Presiden Heinz Fischer akan melakukan kunjungan kerja ke Iran dari 07-09 September," kata presiden dalam sebuah pernyataan dikutip dari Al Arabiya, Kamis (23/7).
Meskipun ada rincian program kunjungan Fischer, kemungkinan ia akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Hassan Rowhani.
Fischer akan didampingi oleh Wakil Rektor dan Menteri Ekonomi Reinhold Mitterlehner, serta Menteri Luar Negeri Sebastian Kurz.
Kesepakatan nuklir lama ditunggu-tunggu telah disepakati dengan mengambil jalan untuk mencabut sanksi yang telah melumpuhkan perekonomian Iran, dan harus membuka kembali saluran untuk investasi asing dalam minyak dan kaya gas Iran.
Austria, yang telah lama memiliki hubungan baik dengan Iran, berharap untuk peningkatan lima kali lipat di ekspor ke Republik Islam, menurut Kamar Dagang, yang disambut Menteri Perdagangan Iran Mohammad Reza Nemarzadeh di Wina pada Kamis (23/7).
Pekan ini pun, kantor kepala urusan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengumumkan ia akan mengunjungi Iran dan Arab Saudi pekan depan menyusul kesepakatan dia membantu broker.