REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pakar kesehatan dunia sudah sejak lama berharap ilmuwan berhasil mengembangkan vaksin yang efektif untuk memerangi malaria. Di perusahaan farmasi asal Inggris GlaxoSmithKline (GSK), para peneliti bekerja selama 30 tahun untuk mendapatkan vaksin malaria bernama RTS,S atau Mosquirix.
Mosquirix pertama kali dicoba pada 2011 dan 2012 lalu dengan sedikit keberhasilan. Vaksin itu hanya berhasil mengurangi kasus malaria sebanyak 27 persen dan 46 persen untuk bayi kategori usia 6-12 pekan dan 5-17 bulan.
Sejumlah spesialis malaria telah mengutarakan kekhawatiran akan kompleksitan dan potensi biaya produksi vaksin yang hanya menawarkan perlindungan parsial tersebut.
"Durasi waktu dan hasil dari implementasi vaksin tersebut di negara-negara Afrika hingga kini belum diketahui," kata David Kaslow, wakil kepala departemen pengembangan produk PATH.
Sejumlah sumber yang terlibat dalam perencanaan penggunaan Mosquirix mengatakan harga vaksin tersebut akan berkisar pada lima dolar AS per dosis sehingga total biaya untuk imunisasi yang direkomendasikan sebesar empat dosis adalah 20 dolar AS.
Mosquirix merupakan vaksin malaria pertama di dunia yang mendapat pengesahan oleh pengatur obat Eropa. Vaksin itu disebut aman dan efektif untuk bayi di Afrika.