REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Komunitas muslim Australia mengkritik aturan baru terkait pengasingan pemuda Muslim yang terindikasi melakukan tindakan terorisme.
“Ini seolah menghasut orang untuk menjadi anti-Muslim,” ujar Sekretaris Dewan Islam Victoria, Seyit, dilansir dari Onislam.net, Sabtu (25/7).
Menurutnya, aturan ini sangat kontraproduktif. Jika tetap dilakukan hal demikian, ujarnya, justru membuat orang berpikir secara radikal. Dari perspektif seperti itu, justru tidak memberikan orang pilihan untuk melakukan rehabilitasi atau reintegrasi dengan lingkungannya.
Sekali lagi, Seyit merasa kecewa dengan adanya Undang-undang baru tersebut. Menurutnya, ini jelas-jelas berkontribusi membentuk stereotipe negatif masyarakat terhadap Islam.
Seyit yang seorang guru di sebuah sekolah Islam mencermati bahasa yang digunakan pemerintah, seperti “that it feeds divisions in the society” akan memunculkan makna anti Islam.
“Semua orang sekarang berpikir ada epidemi teroris yang siap mengancam Australia. Ini akan menimbulkan bahaya besar bagi hubungan sosial,” ujar Seyit.