REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengecam pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serika, John Kerry yang berencana melancarkan serangan jika Teheran tidak menghormati kesepakatan bersejarah tentang nuklir pada 14 Juli.
"Sayangnya, Menteri Luar Negeri AS sekali lagi berbicara tentang keburukan terkait kemampuan AS menggunakan kekuatan militer," kata Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dalam pernyataan, seperti dinukil Antara dari AFP, Sabtu (25/7).
Zarif menyebut pernyataan Kerry sebagai ancaman kosong dan tidak berguna. Meskipun kesepakatan nuklir dicapai, beberapa pejabat AS, termasuk Menteri Pertahanan Ashton Carter, mengisyaratkan kekuatan militer tetap disiagakan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
"Kerry dan pejabat Amerika lainnya telah berulang kali mengakui bahwa ancaman tidak berpengaruh pada kehendak rakyat Iran dan bahwa hal tersebut akan mengubah situasi yang bisa merugikan mereka," kata Zarif.
Karenanya, kata Zarif akan lebih baik AS meninggalkan kebiasaan lama mereka untuk mengancam negara lain. Dalam kesepakatan nuklir 14 Juli, Iran setuju untuk banyak membongkar industri nuklirnya dengan adanya imbalan pelonggaran dan pengangkatan sanksi terhadap Iran.
Enam negara kekuatan dunia yang hadir dalam perundingan tersebut telah menyebutnya sebagai kesempatan bersejarah untuk mengatur hubungan kembali dengan Iran pada jalan yang baru.