REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris mencabut peringatan resmi perihal pelarangan perjalanan ke Iran pada Sabtu (25/7). Hampir seluruh wilayan Iran sudah dapat dikunjungi wisatawan.
Meski Iran sudah dinyatakan aman untuk dikunjungi, daerah perbatasan dengan Irak, Pakistan, dan Afghanistan tetap menjadi zona terlarang bagi semua perjalanan. Dalam sebuah penyataan, Kantor Urusan Luar Negeri mengatakan warga Inggris harus tetap hati-hati dan mempertimbangkan segala risiko saat mengunjungu Iran.
"Kebijakan kami adalah untuk merekomendasikan perjalanan ke suatu daerah ketika kita menilai hal tersebut berisiko sangat tinggi," kata Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond dalam sebuah pernyataan dilansir dari Al Arabiya, Ahad (26/7).
Ia percaya, kondisi Iran sudah lebih baik di bawah pemerintahan presiden baru, Hassan Rouhani. Meski begitu, ia menyatakan bahwa masih menjadi catatan untuk warga Inggris jika ingin mengunjungi negara tersebut, terlebih lagi berhubungan dengan sepanjang perbatasan Iran, Afganistan, dan Pakistan.
Inggris, Cina, Prancis, Rusia, Amerika Serikat, dan Jerman sepakat membatasi kegiatan nuklin Iran bulan ini. Hal tersebut berdampak kepada kelumpuhan ekonomi di Iran.
Pemerintah Inggris mengatakan pihaknya berharap membuka kembali kedutaannya di Teheran pada akhir tahun ini. Sudah sejak 2011 kedutaan Inggris ditutup karena serbuan pengunjuk rasa.