REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Kelompok hak asasi Palestina, Gerakan Buruh untuk Membela Anak Palestina, menuduh Israel meningkatkan penyiksaan fisik terhadap anak-anak Palestina di dalam penjara Israel, Sabtu (25/7).
Sebanyak 86 persen anak-anak yang dipenjara menghadapi penyiksaan fisik tinggi selama penahanan dan interogasi. Tingkat penyiksaan tahun ini, katanya, telah naik 10 persen dibandingkan tahun lalu. Kebanyakan anak Palestina diinterogasi sendirian tanpa didampingi keluarga mereka.
"Anak-anak Palestina di dalam penjara Israel menghadapi perlakuan buruk. Fenomena ini tersebar luas di semua penjara dan tahanan Israel dan itu dilakukan secara teratur," kata kelompok tersebut.
Ketika anak-anak ditangkap, kata kelompok tersebut, mereka dibawa untuk diinterogasi dengan mata tertutup dan tangan serta kaki diborgol dan mereka tak bisa tidur seperti orang normal.
"Sebanyak 55 persen anak yang dipenjara dilucuti semua pakaian mereka saat mereka menjalani penggeledahan fisik. Anak-anak dipaksa menandatangani dokumen dalam Bahasa Yahudi saat mereka menjalani interogasi," kata gerakan itu.
Sebanyak 500 sampai 700 anak yang berusia 12 tahun juga ditangkap dan segara dibawa ke pengadilan militer Israel, tempat mereka dinyatakan bersalah karena melempar batu ke kendaraan orang Yahudi.
"Anak-anak Palestina yang berada dalam penjara Israel telah menjalani perlakukan buruk selama lebih dari satu dasawarsa, dan sistem penyiksaan yang ditata dengan baik. Walaupun Israel telah mengubah perintah militernya selama dua tahun belakangan untuk memperbaiki citranya, Israel gagal mengakhiri perlakuan buruk dan penyiksaan atas anak-anak Palestina," ujar Direktur gerakan tersebut, Ayed Abu Iqteesh.