Ahad 26 Jul 2015 11:31 WIB

Pemerintah Kolombia Gencatan Senjata dengan FARC

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Juan Manuel Santos
Foto: elrevolucionario.org
Juan Manuel Santos

REPUBLIKA.CO.ID, CARTAGENA -- Kolombia membatalkan penyerangan terhadap kelompok pemberontak FARC. Presiden Kolombia Juan Manuel Santos memerintakan pasukan pemerintah menunda serangan udara pada kamp milik kelompok tersebut, Ahad (26/7).

Keputusan tersebut menyusul gencatan senjata yang direncanakan berlangsung selama satu bulan. Santos mulai menunjukkan komitmennya melanjutkan pembicaraan damai yang telah dimulai sejak 2012 di Kuba.

Selama ini, proses perdamaian terganggu karena kekerasan berkelanjutan. "Saya telah memerintahkan untuk berhenti sejak hari ini, membom kamp yang berisi anggota kelompok," kata Santos dalam acara militer di Cartagena, dikutip BBC.

Menurutnya, operasi mungkin akan tetap dilakukan namun atas perintah langsung dari presiden. Perintah tersebut juga hanya menargetkan area luar yang tidak mengancam populasi lokal.

Kontributor BBC Natalio Cosoy mengatakan tindakan tersebut adalah kemajuan untuk meredam konflik. Sejak awal bulan ini, empat negara telah membantu memfasilitasi pembicaraan damai, seperti Kuba, Norwegia, Cile dan Venezuela.

Pertemuan antara faksi telah melahirkan kesepakatan gencatan senjata unilateral. Kepala negosiator FARC, Ivan Marquez berharap langkah tersebut bisa membawa pada gencatan senjata bilateral.

Pemerintah Santos mengatakan kelompok FARC perlu melakukan lebih banyak jika ingin hal itu terjadi. Perselisihan kedua pihak telah berbuntut hilangnya lebih dari 200 ribu nyawa sejak 1964.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement