REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Isu surat elektronik rupanya masih menjadi kerikil tajam bagi calon kandidat presiden Amerika Serikat, Hillary Clinton. Pekan ini, pengawas pemerintah melayangkan surat terkait penyalahgunaan akun surat elektronik (surel) pribadi Clinton dalam pekerjaan.
Pada Sabtu (25/7), Clinton menegaskan ia tidak menggunakan akun surel pribadinya untuk mengirim atau menerima informasi tertentu selama ia menjabat Menteri Luar Negeri AS.
"Saya tidak mengirim atau menerima apa pun yang khusus dan rahasia saat itu," kata Clinton dalam kampanyenya di Iowa.
Kontroversi surel Clinton membawa kekhawatiran ia akan mengenyampingkan transparansi dan enyimpan informasi sendiri. Pengawas Umum Charles McCullough dari agen intelijen AS mengatakan sedikitnya ada empat surel dari akun pribadi Clinton berisi informasi rahasia ketika menjabat Menlu.
Clinton mengaku tidak tahu surel apa yang dimaksudkan McCullough dalam suratnya untuk Kongres tersebut. Akun pribadi Clinton terhubung dengan server di rumahnya di New York yang digunakan untuk pekerjaan.
Partai Republik menuduh Clinton mencoba menghindari hukum karena menggunakan sistem pribadinya. Namun, kandidat dari partai Demokrat itu mengatakan ia tidak melanggar hukum atau peraturan apa pun yang ditentukan oleh standar pemerintahan.