Ahad 26 Jul 2015 22:45 WIB

Arab Saudi Setujui Permintaan Presiden Yaman

Kelompok Houthi menyerang kilang minyak Buraiqah di Aden, Yaman, Sabtu (27/6).
Foto: reuters
Kelompok Houthi menyerang kilang minyak Buraiqah di Aden, Yaman, Sabtu (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Koalisi pimpinan Arab Saudi pada Sabtu (25/7) mengumumkan gencatan senjata lima-hari dengan kelompok Syiah Yaman, Al-Houthi, yang dimulai pada Ahad, demikian laporan Saudi Press Agency.

Menurut laporan itu, gencatan senjata sementara itu diumumkan sebagai reaksi atas permintaan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang kini hidup di pengasingan, melalui surat yang ditujukan kepada Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz As-Saud.

Namun, koalisi tersebut mengatakan jika petempur Al-Houthi dan pasukan yang setia kepada mereka menolak untuk menghentikan aksi militer selama gencatan senjata itu, maka mereka akan dihadapi dengan blokade laut dan udara, serta pengintaian udara.

Itu bukan pertama kali jeda kemanusiaan singkat semacam itu diumumkan. Tapi gencatan senjata sebelumnya terbukti goyah sebab tak ada pihak yang benar-benar meletakkan senjata mereka dan menghormati kesepakatan tersebut. Dan sejauh ini, tak ada komentar dari petempur Al-Houthi mengenai usul gencatan senjata paling akhir itu.

Koalisi tersebut telah terlibat dalam perang melawan petempur Al-Houthi sejak penghujung Maret guna memulihkan kekuasaan Presiden Hadi di negeri itu, demikian laporan Xinhua, Ahad (26/7). Sebagian besar wilayah Yaman kini berada di bawah kekuasaan petempur Al-Houthi.

Setelah lebih dari tiga bulan serangan udara dan perang saudara, bencana kemanusiaan muncul di Yaman saat sebanyak 80 persen dari 24 juta warganya memerlukan bantuan. Lebih dari 3.000 orang telah tewas dan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.

PBB mengumumkan gencatan senjata pekan lalu, yang direncanakan berlangsung selama bulan suci Ramadhan pada 17 Juli guna memungkinkan pengiriman bantuan ke berbagai kota besar Yaman yang sangat kekurangan pangan, obat dan kebutuhan lain. Namun, tak ada pihak yang berperang mematuhi gencatan senjata itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement