REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Editor Charlie Hebdo, majalah satir asal Prancis telah mengumumkan keputusannya untuk berhenti menggambar karikatur nabi Muhammad. Charlie Hebdo menganggap pembuatan karikatur nabi Muhammad tak ubahnya memancing kemarahan umat Islam.
Kabar 'pensiunnya' sang editor direspons negatif aktivis anti-Islam Amerika, Pamela Geller. Sosok yang menjadi otak kontes menggambar nabi Muhammad di Texas itu mengaku kesal, lantaran ini dianggapnya sebagai kemenangan para pejihad.
"Jihadis menang," kata Geller dilansir WND, Senin (27/7).
"Kami membutuhkan lebih banyak kartun, tidak sedikit. Kita harus melawan intimidasi kekerasan yang memaksakan syariah di sini," tegasnya.
Bahkan, sosok yang dijuluki 'Ratu Anti-Islam' itu mengharapkan akan ada lebih terorisme sebagai akibat dari keputusan Charlie Hebdo untuk mundur dari kritik Islam.
Sebelumnya, hampir enam bulan setelah serangan di kantor majalah satir Charlie Hebdo, editor baru majalah ini mengungkapkan tidak akan lagi menggambar kartun Nabi Muhammad. Ia tidak ingin menuai kecaman lagi dari umat Islam.
"Kesalahan yang bisa Anda timpakan pada Islam dapat ditemukan pada agama-agama lain," kata Laurent Sourisseau, editor senior dan penerbit Charlie Hebdo, dalam sebuah wawancara pekan ini dengan Majalah Stern, dilansir On Islam, Selasa (21/7).
Editor baru majalah mingguan ini tidak ingin majalahnya menimbulkan kemarahan umat Islam. Mengumumkan keputusannya untuk berhenti menggambar kartun Nabi Muhammad, ia berkata bahwa mereka telah melakukan tugasnya. Mereka telah membela hak-hak sebuah seni karikatur.