REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- --Kelompok pembela hak-hak kaum gay di Australia mendesak dicabutnya terapi kejiwaan. Aturan dimaksud dirancang untuk mengkonversi kaum gay ke heteroseksualitas, dari Rancangan Undang-Undang (RUU) sebelum Kongres Amerika Serikat melakukan hal itu.
Kelompok ‘Ambassadors dan Bridge Builders International’ mendesak agar terapi konversi bagi kaum gay dibuat ilegal di seluruh Australia.
Pendiri kelompok ini, Anthony Venn-Brown, pernah menjadi pendeta penginjil di Gereja Jemaat Allah Australia, yang berjuang dengan seksualitasnya dan sempat menjalani terapi konversi.
"Ini berbahaya bagi orang-orang untuk mencobanya dan mengubah orientasi seksual mereka, sebenarnya itu bukan hanya berbahaya, tapi juga tidak mungkin," ujarnya baru-baru ini.
Pria asal Brisbane, Johan de Joot, telah menghabiskan lebih dari 15 tahun dalam terapi konversi, berharap untuk mengubah orientasi seksualnya dari homoseksual ke heteroseksual.
Pada usia 22 tahun, ia sempat merasa putus asa karena memiliki orientasi seksual yang berbeda.
"Saya pergi ke pendeta dan mengatakan kepadanya bahwa saya berjuang dengan ketertarikan sesame jenis dan ia menyebut bahwa homoseksualitas sangat dibenci," ceritanya.
Ia menyambung, "Jadi, itu memulai perjalanan saya untuk melakukan segala sesuatu yang saya bisa untuk berubah."
Johan mengatakan, ia mencoba sesuatu yang ia pikir mungkin ‘menyembuhkannya’ menjadi gay.
"Pada hari Minggu saya menangis kepada Tuhan, pada hari Senin saya berhubungan seks dengan seorang laki-laki, hari-hari berikutnya saya menyalahkan diri sendiri begitu parah sehingga hari Sabtunya saya ingin bunuh diri," akunya.
Pada usia 38 tahun, Johan menyadari, seksualitas bukanlah sesuatu yang bisa disembuhkan.
"Saya telah sampai pada kesimpulan bahwa itu bukan pilihan, saya tak berpikir orang waras akan memilih untuk menjadi gay, ada begitu banyak kebencian di dunia terhadap orang gay," sebutnya.