REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga Gaza, Palestina, mengeluh karena air minum mulai Langka. Hal ini erat kaitannya dengan krisis Listrik yang terjadi di Gaza sejak pertengahan Juli 2015.
Menurut Abdillah Onim, relawan Daarul Quran yang tinggal di Gaza, Palestina, sejak awal Juli 2015, Israel mulai mengurangi pasokan listrik ke wilayah Gaza, sedangkan pusat distribusi listrik di Gaza tidak mampu mendistribusikan listrik.
''Bahkan, pusat distribusi listrik di Gaza kini masih proses renovasi karena menjadi sasaran roket pada agresi Israel akhir tahun 2014,'' tulis Abdillah Onim melalui surat elektronik yang diterima Republika, Selasa (29/7).
Onim mengetuk hati umat Muslim Indonesia untuk mendonasikan hartanya bagi masyarakat Gaza, Palestina, terutama dalam kaitannya untuk menyediakan air minum yang sangat dibutuhkan.
''Kami mengetuk hati teman-teman untuk memberikan donasi yang akan kami manfaatkan menyewa truk tangki air dan membeli air bersih layak dan siap konsumsi,'' jelas Onim.
Onim merincikan, untuk program bantuan distribusi air siap konsumsi, lama projek distribusi air berlangsung selama delapan hari dengan jumlah truk yang akan disewa sebanyak tiga mobil truk tangki.
Onim mengungkapkan, truk tangki yang disewa berkapasitas 4000 liter hingga 6000 liter air dengan alur disitribusi mencapai 420 kali bolak-balik ke masing-masing wilayah.
Air minum yang didistribusikan kepada warga Gaza mencapai 150 ribu liter air yang akan dibagikan kepada lebih 8000 kepala keluarga. Total dana yang dibutuhkan mencapai Rp 200 juta.
''Kami sangat berharap, ada lembaga swadaya masyarakat di Indonesia yang bersedia mengadakan program penyulingan Air siap konsumsi (water treatment) buat warga Gaza,'' tulis Onim.