Kamis 30 Jul 2015 08:55 WIB

Larangan Penyembelihan Kerbau Perburuk Peternakan Muslim India

Rep: C38/ Red: Ilham
Kerbau (ilustrasi)
Foto: deptan.go.id
Kerbau (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- India sudah menerapkan larangan penyembelihan sapi selama beberapa dekade. Namun dalam aturan baru, larangan itu diperluas untuk penyembelihan sapi dan kerbau sehingga menyebabkan para peternak India bangkrut.

“Larangan daging sapi dan kerbau telah menghancurkan segalanya,” kata Gopal Dolse, seorang peternak di sebuah desa di negara bagian Maharashtra, dilansir dari Onislam.net, Kamis (30/7).

Setelah penyembelihan sapi dilarang di Maharashtra selama empat dekade, kini pemerintah negara bagian yang dipimpin Partai Bharatiya Janata memperluas larangan untuk sapi dan kerbau.

Larangan ini secara dramatis mengurangi permintaan pasar terhadap ternak, yang memperburuk nasib peternak kecil di wilayah itu.

Gopal telah berjam-jam menunggui barang dagangannya di pasar terbuka di Rajur. Selama bertahun-tahun, pasar mingguan itu digunakan oleh para peternak untuk menjual ternak mereka.

Ia berjalan 10 mil ke pasar bersama kerbaunya. Dulu, ia bisa menjual dengan mudah seharga 35 ribu rupe atau sekitar 550 dolar. Kini, meski ia siap menurunkan separuh harga, tidak ada satu pun peminat.

Hal itu sangat tidak sebanding dengan biaya pemeliharaan ternak yang ia keluarkan. Menurut Gopal, sebuah kerbau atau sapi membutuhkan perhatian lebih daripada bayi yang baru lahir.

Ia memiliki 10 sapi di sebuah peternakan seluas 5 hektar, tempatnya menanam kapas, sorgum, dan kedelai. Dia menghabiskan lebih dari 100 dolar per bulan untuk makanan ternaknya.

Fayaz Godri, seorang penjual ternak lain mengeluhkan hal serupa. Ia telah susah payah menyewa dua truk dengan biaya 10 ribu rupee untuk membawa 14 sapi ke pasar Rajur. Sampai sore harinya, tidak ada satu pun ternak terjual.

“Uang 10 ribu rupee saya menguap sia-sia bersama semua usaha,” kata Fayaz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement