REPUBLIKA.CO.ID, SAINT-DENIS -- Pesawat yang membawa apa yang diduga sebagai pecahan MH370 lepas-landas dari Bandar Udara Internasional Roland Garros di Pulau Reunion pada Jumat malam (31/7), menuju Toulouse, Prancis, untuk dianalisis lebih lanjut.
Pecahan badan pesawat itu terlihat dikemas dengan baik di dalam kotak besar di bandar udara tersebut, dan dimasukkan ke dalam pesawat Air France, AF671. Pesawat itu lepas-landas pada pukul 21.11 waktu setempat pada Jumat, dan direncanakan tiba pada Sabtu, pukul 06.20 di Pairs.
Para pejabat Reunion menolak untuk memberi perincian lebih lanjut mengenai pengiriman pecahan pesawat tersebut, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi.
Surat kabar Prancis Le Figaro mengatakan pecahan pesawat itu direncanakan dibawa ke Toulouse untuk dianalisis Direktorat Umum Perlucutan Senjata (DGA).
Potongan badan pesawat tersebut akan dipelajari oleh laboratorium yang mengkhususkan diri dalam "penyelidikan setelah kecelakaan", kata Le Figaro.
Menurut laporan sebelumnya, pecahan pesawat itu mesti secepatnya diidentifikasi sebab setiap potong diberi nomor di satu pesawat.
Pecahan pesawat tersebut ditemukan di pulau itu pada Rabu (29/7), demikian pengumuman Prefektur Pulau tersebut pada Kamis. Namun, prefektur itu menyatakan masih terlalu dini untuk membuat kesimpulan.
"Satu pecahan pesawat ditemukan pada kemarin pagi di pantai di dekat Kota kecil Saint-Andre di Reunion. Pada tahap ini, asal pecahan tersebut belum diidentifikasi. Tak ada hipotesis yang dapat disimpulkan, termasuk pecahan dari pesawat Boeing 777," kata prefektur itu di dalam satu pernyataan pada Kamis (30/7).
Pesawat MH370, pesawat Boeing 777-200, dilaporkan hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, Cina, pada 8 Maret 2014, dengan membawa sebanyak 239 penumpang --kebanyakan warga negara Cina.
Meskipun pencarian permukaan dan bawah laut dilancarkan secara besar, pesawat tersebut belum juga ditemukan dan menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah penerbangan.