REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE -- Kamerun mendeportasi lebih dari 2.000 warga Nigeria yang tinggal di negara tersebut secara ilegal. Langkah itu diambil, sebagai bagian dari langkah keamanan untuk menghindari serangan bunuh diri oleh para pejihad Boko Haram, Jumat (31/7).
Surat kabar L'Oeil du Sahel melaporkan 2.500 warga Nigeria sudah dikumpulkan di Kousseri, di Kamerun utara jauh, dan dipulangkan ke negara mereka pada Kamis.
Surat kabar dua pekan itu memuat foto di halaman Facebook-nya, yang menunjukkan sejumlah truk penuh dengan ratusan penumpang sedang berangkat. Seorang sumber yang dekat dengan pihak berwenang daerah membenarkan lebih dari 2.000 warga Nigeria tak teratur telah diusir dari Kousseri.
Mey Aly, petugas sebuah lembaga swadaya masyarakat setempat, mengatakan sebagian besar warga Nigeria itu melarikan diri dari kekejaman Boko Haram untuk menjadi pengungsi di Kamerun.
Deportasi yang dilakukan pada Kamis itu berlangsung hanya satu hari setelah Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengunjungi Kamerun untuk membicarakan upaya menangani ancaman di kawasan yang meningkat oleh Boko Haram.
Buhari dan mitranya dari Kamerun itu berjanji untuk memperkuat kerja sama antara kedua negara dalam memerangi para pemberontak.
Antara 12 Juli dan 25 Juli, wilayah utara jauh Kamerun, yang berada di perbatasan dengan benteng-benteng Boko Haram Nigeria, mendapat tiga serangan bunuh diri. Dua dari serangan-serangan itu terjadi di ibu kota kabupaten, Maroua, dan menewaskan setidaknya 44 orang.