REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Pemilihan umum di Thailand bisa tertunda hingga April 2017, jika konstitusi baru yang telah disusun ditolak oleh majelis reformasi nasional.
Pemerintah, awalnya mengatakan, ingin pemilu untuk memulihkan demokrasi digelar pada akhir 2015. Tapi kemudian pemilu ditunda sampai 2016, untuk memberikan lebih banyak waktu bagi reformasi yang militer sebut harus membawa stabilitas.
Amerika Serikat dan sekutu lainnya yang ingin melihat demokrasi pulih secepat mungkin. Namun, Wakil Perdana Menteri Wissanu Krea-ngam mengangkat, kemungkinan penundaan lebih lanjut jika reformasi yang diusulkan memenuhi oposisi.
"Ini akan menunda pemilu oleh sekitar 19 bulan (dari bulan depan)," katanya dilansir dari Reuters, Senin (3/8).
Jika rancangan baru memenangkan persetujuan dari dewan, referendum mengenai apakah akan menyebarluaskan itu akan digelar pada 10 Januari. Wissanu mengatakan, itu akan diikuti dengan pemilu pada September 2016.
Beberapa kritikus mengatakan, rancangan terbaru ini untuk melemahkan pemerintah terpilih dan menetralkan kekuatan pihak yang dikendalikan keluarga Shinawatra. Selama ini keluarga Shinawatra telah memenangkan setiap pemilihan sejak 2001 dan telah dua kali digulingkan oleh militer.