REPUBLIKA.CO.ID, LAHEJ -- Pasukan anti-Houthi menyatakan, telah merebut kembali pangkalan militer terbesar di Yaman, basis al-Anad. Perebutan didukung oleh serangan udara yang dipimpin Arab Saudi.
Dalam sebuah pernyataan pada Senin (3/8), pemerintah di pengasingan mengklaim kontrol penuh atas pangkalan al-Anad, di provinsi Lahej. "Dengan bantuan dan back up dari Koalisi Arab yang dipimpin, prestasi ini mungkin," kata pernyataan itu.
Pasukan juga didukung oleh Komite Perlawanan Rakyat yang memihak pemerintah dalam memerangi Houthi. Direbutnya al-Anad memberikan pukulan yang signifikan terhadap kelompok tersebut.
Seorang perwira Komite Perlawanan Rakyat Nasser Hadour mengatakan kepada Aljazirah, pasukan mereka juga bisa masuk ke pangkalan militer lain seperti al-Sader dan al-Madina al-Khadra di Lahej.
Serangan yang dilancarkan pasukan anti-Houthi dimulai setelah senjata baru, termasuk kendaraan lapis baja dari Saudi dan Uni Emirat Arab tiba. Bantuan senjata tersebut merupakan upaya untuk memperkuat pasukan.
Sumber militer mengatakan pada Aljazirah, setidaknya 50 tentara Houthi dan pasukan yang setia pada Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi tewas dalam pertempuran merebut pangkalan. Sedikitnya 23 pejuang Perlawanan Rakyat juga tewas.
Belum ada pernyataan dari Houthi terkait perempuran. Namun kantor berita yang dikelola Houthi, SABA, mengatakan sebelumnya bahwa serangan udara Saudi berulang kali menyerang pangkalan militer.