Rabu 05 Aug 2015 09:47 WIB

Cina Batasi Ekspor Drone Mulai Pertengahan Agustus

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Angga Indrawan
Pesawat tanpa awak (Drone). Ilustrasi.
Pesawat tanpa awak (Drone). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina akan membatasi ekspor drone dan superkomputernya mulai 15 Agustus tahun ini. Pembatasan dilakukan untuk membantu melindungi keamanan nasional Cina karena khawatir peralatan canggih tersebut akan jatuh ke tangan kelompok militan.

Kemampuan teknis drone Cina saat ini termasuk yang terbaik di dunia, selain Amerika Serikat dan Israel. Sebuah laporan pemerintah yang dirilis baru-baru ini juga menyebutkan bahwa Cina juga perlu melindungi hak kekayaan intelektual untuk drone sehingga dirasa perlu mengontrol peredarannya.

"Tujuan utama pembatasan ekspor drone adalah karena kebutuhan antiteror, menghindari drone berteknologi tinggi jatuh ke tangan pihak tak bertanggung jawab," kata laporan tersebut, dilansir CNBC, Rabu (5/8).

Sebagai langkah awal, Cina sudah menolak permintaan drone dari Nigeria, Pakistan dan Mesir. Drone Cina juga diakui lebih murah dan lebih mudah diproduksi ketimbang drone AS dan Israel. Drone yang dibatasi untuk diekspor adalah drone yang mampu terbang dengan ketinggian dan waktu lebih lama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement