REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Luar Negeri ASEAN mendesak upaya insentif penyusunan Code of Conduct (CoC) atau kode etik di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan. Hal itu diungkapkan dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-48.
Cina merupakan salah satu penggugat dalam sengketa maritim. Negara Tirai Bambu itu bersikeras masalah ini akan terus berlanjut ke tingkat pejabat senior.
Masalah ini terancam akan muncul ke ASEAN Regional Forum (ARF), pertemuan keamanan besok. Pertemuan tersebut akan melibatkan partisipasi 27 negara, termasuk Amerika Serikat dan Cina.
Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman mengatakan telah terjadi kemajuan dalam perundingan antara ASEAN dan Cina pada CoC namun langkahnya perlu dipercepat.
"Kami mendesak pejabat senior kami untuk mengintensifkan pembicaraan mereka sehingga CoC dapat dibentuk sesegera mungkin," katanya dilansir dari The Star, Rabu (5/8).
Anifah mengatakan para Menteri Luar Negeri juga membahas cara mengatasi erosi kepercayaan dan keyakinan di antara pihak-pihak yang terlibat dalam sengketa Laut Cina Selatan, termasuk reklamasi lahan dan eskalasi ketegangan lahan.
"Kami sepakat itu penting ditangani secara konstruktif untuk memastikan perbedaan pendapat antara pihak tidak merusak perdamaian, keamanan dan stabilitas," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Najib Razak. Ia mengatakan CoC tidak harus dibicarakan dalam pertemuan para Menlu ini.
"CoC tidak seharusnya dibahas pada pertemuan Asean ini, kami memiliki pertemuan pejabat khusus kami dan kelompok kerja," kata Wang.