Kamis 06 Aug 2015 00:32 WIB

Bantuan Kemanusiaan Menipis, Ribuan Pengungsi di Sudan Selatan Kelaparan

Rep: c34/ Red: Hazliansyah
Para pengungsi yang menghindar dari perang saudara di Sudan Selatan
Foto: Reuters
Para pengungsi yang menghindar dari perang saudara di Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Sekitar 7.600 keluarga pengungsi di Sudan Selatan menghadapi kelaparan akibat stok bantuan kemanusiaan yang telah habis.

"Konflik yang terus terjadi di daerah Melut membuat lebih dari 7.600 keluarga terdampak," ujar Deng Kiir, kepala kamp Dethoma yang dikutip Xinhua, Selasa (4/8) waktu setempat.

Kiir mengatakan, bantuan kemanusiaan tak lagi ada setelah sejumlah organisasi menghentikan kegiatannya akibat meletusnya pertempuran antara pasukan pemerintah dan pejuang oposisi Mei lalu. Bentrokan militer juga memaksa ribuan warga sipil mengungsi ke daerah yang aman dan basis PBB untuk perlindungan.

Menurut statistik PBB, dua-pertiga dari 12 juta orang di Sudan Selatan sangat membutuhkan bantuan. Sebanyak 4,5 juta di antaranya mengalami kekurangan pangan yang sangat mendesak.

Sudan Selatan dijamin kemerdekaannya pada tahun 2011. Namun, pada Desember 2013 pertempuran meletus antara pasukan yang setia kepada Presiden Salva Kiir dan pembelot yang dipimpin oleh mantan wakilnya Riek Machar.

Konflik segera tumbuh menjadi perang yang dilatar belakangi aspek etnis, mengadu presiden suku Dinka melawan faksi etnis Machar. Perang itu menewaskan ribuan Selatan Sudan dan memaksa 1,9 juta orang meninggalkan rumah mereka

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement