Kamis 06 Aug 2015 13:25 WIB

Filipina akan Diberi Pesawat untuk Patroli Laut Cina Selatan

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Kapal Cina berpatroli di Laut Cina Selatan
Foto: chinasmack.com
Kapal Cina berpatroli di Laut Cina Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang berencana memberikan pesawatnya ke Filipina agar dapat digunakan untuk patroli di Laut Cina Selatan. Langkah ini dinilai akan memperdalam hubungan keamanan antara Tokyo dan negara Asia Tenggara terkait perairan yang disengketakan tersebut.

Empat sumber mengatakan kepada Reuters Jepang sedang berupaya menawarkan tiga pesawat Beechcraft TC-90 King Air. Pesawat tersebut dilengkapi dengan radar pengawas udara.

"Filipina tak memiliki cukup pesawat untuk melakukan patroli rutin di Laut Cina Selatan," kata salah satu sumber Jepang yang menolak diidentifikasi.

Sumbangan pesawat, meski pesawat kecil akan meningkatkan kemampuan militer Filipina. Selama ini Filipina hanya memiliki segelintir pesawat untuk melakukan patroli maritim.

Jepang tak memiliki klaim di Laut Cina Selatan. Tapi mereka khawatir pembangunan Cina di tujuh pulau buatan di perairan akan memperluas jangkauan militer Cina.

Membantu pertahanan Filipina dengan pesawat patroli memang sejalan dengan agenda Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe untuk memperkuat keamanan. Namun, hal ini kemungkinan akan mengundang amarah Cina yang berulang kali menuduh Jepang campur tangan dalam masalah sengketa Laut Cina Selatan ini.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan pembicaraan untuk mengeksplorasi kemungkinan kerja sama dalam peralatan pertahanan dengan Filipina akan dilakukan. Tetapi belum ada rencana konkret untuk memberikan Filipina pesawat TC-90.

Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin mengatakan ia tidak mengetahui rencana Jepang untuk memasok pesawat. Para jenderal tinggi Filipina mengatakan mereka juga mengetahui usulan apapun, tetapi menyambut baik kerja sama keamanan dengan Jepang.

Kementerian Pertahanan Cina tidak segera memberikan komentarnya untuk menanggapi hal itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement