REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Setidaknya 17 orang tewas akibat bom bunuh diri di Kota Abha, Provinsi Air, Kamis (6/8).
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan, 10 orang dari korban tewas dalam serangan itu adalah anggota pasukan keamanan Arab Saudi. Serangan itu juga melukai sedikitnya sembilan orang lainnya.
Sebelumnya, media pemerintah mengatakan 17 orang tewas. Siaran Televisi Arab Saudi mengatakan bahwa serangan itu terjadi setelah seorang pembom bunuh diri meledakkan sabuk peledak.
''Namun, terlalu dini untuk mengatakan siapa yang mungkin melakukan serangan itu,'' kata juru bicara kementerian dalam negeri Arab Saudi kepada AFP.
Meski demikian grup yang berafiliasi dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) disalahkan untuk serangan yang terjadi di Arab Saudi baru-baru ini. Seorang analis politik Arab Saudi, Jamal Khashoggi mengatakan bahwa jika ledakan kali ini terbukti ulah kelompok ISIS maka ini akan menjadi serangan terbesar yang menargetkan pasukan keamanan Arab Saudi.
"Mereka berperang dengan kami,"katanya kepada Al Jazeera.
Beberapa bulan terakhir, pasukan keamanan Saudi menjadi target serangan ISIS. Pada pertengahan Juli, sebuah bom mobil meledak di sebuah pos pemeriksaan keamanan di dekat penjara di ibu kota Riyadh. Ledakan ini membunuh sopir berusia 19 tahun dan melukai dua polisi. Pada 3 Juli, seorang polisi ditembak mati dalam serangan di barat daya kota Taif.
Kemudian tiga orang ditangkap dan bendera kelompok ISIS ditemukan.