Jumat 07 Aug 2015 13:39 WIB

Bom Mobil Afghanistan Tewaskan Delapan, 100 Orang Terluka

Aksi bom mobil, hanyalah salah satu situasi kemananan di Irak
Aksi bom mobil, hanyalah salah satu situasi kemananan di Irak

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Satu bom mobil meledak di timur Ibu Kota Afghanistan, Kabul menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai lebih dari 100 orang, Jumat (7/8).

Reuters menyebut hampir 200 orang terluka. Peristiwa tersebut terjadi di dekat satu kamp militer di Shah Shahid sekitar pukul 01.00 waktu setempat. Semua korban adalah warga sipil.

"Satu bom truk meledak di dekat satu barak Angkatan Darat," kata Kepala Polisi Kabul Abdul Rahman Rahimi.

Dia  menambahkan sedikitnya delapan mayat telah ditemukan. Kementerian Kesehatan Afghanistan  mengatakan 198 orang cedera.

Puluhan orang cedera terkena puing dan pecahan kaca saat ledakan kuat mengguncang daerah yang berpenduduk padat dan mobil yang diparkir setidaknya seratus meter dari tempat ledakan rusak, kata seorang saksi mata.

Polisi memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah, sebab beberapa bangunan telah ambruk dan banyak mayat dikhawatirkan tertimbun reruntuhan. Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu yang mengguncang pusat Kota Kabul dan merusak banyak rumah serta toko.

Beberapa bom yang lebih kecil atau serangan bunuh diri telah menjadi peristiwa mingguan di Kabul, tapi bom truk yang berkekuatan besar jarang bisa memasuki kota tersebut.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement