REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Sebanyak 1.400 orang harus diungsikan pada Jumat dini hari (7/8), saat kebakaran hutan berkobar di Kota Caceres di Permukiman Otonomi Extremadura di Spanyol Barat.
Pemerintah Regional Extremadura mengatakan pengungsian tersebut dilakukan dari Kota Acebo dan Perales del Puerto, serta warga yang menetap di dua kamp di daerah itu saat angin kencang menambah besar api yang berkobar dan membuat sulit upaya memperkirakan penyebaran kebakaran. Orang yang diungsikan saat ini ditampung di Kota Caceres dan Moraleja.
Walaupun 330 orang terlibat dalam pelaksanaan pengungsian dan memadamkan si jago merah, angin dan daya pandang yang buruk pada malam hari menambah rumit tugas mereka. Kondisi itu juga membuat helikopter dan pesawat tak mungkin terbang pada malam hari.
Namun, pesawat dapat dioperasikan pada Jumat pagi ketika sebanyak 100 anggota Unit Darurat Militer Spanyol (UME) bergabung dalam upaya memadamkan api.
Satu lagi kebakaran di dekat Kota Lorva di Spanyol Tenggara telah memusnahkan 135 hektare lahan dan kini 125 petugas pemadam dan lima helikopter berusasaha menanggulangi si jago merah.
Kebakaran tersebut diduga dipicu oleh sambaran petir.
Akhirnya dua kebakaran lain saat ini terjadi di dekat Kota Cieza yang juga berada di Spanyol Tenggara. Kebakaran itu berawal tak lama setelah Badan Meteorologi Spanyol (AEMET) mengonfirmasi Juli telah menjadi bulan paling panas dalam catatan dengan temperatur rata-rata 2,5 derajat Celsius di atas temperatur rata-rata setiap bulan.