REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sebuah kelompok ekstrimis baru mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri di masjid fasilitas keamanan Arab Saudi.
Insiden serangan yang terjadi pada Kamis (7/8) di Kota Abha ini menewaskan 15 orang, sebagian besar adalah anggota pasukan khusus Kerajaan Saudi.
Kelompok ini menyebut diri mereka Hijaz Province of ISIS. Kelompok ini mengaku bertanggung ja mereka menargetkan sebuah simbol murtad yang merujuk fasilitas pasukan khusus Abha.
Hijaz menyebut kerajaan Saudi adalah tirani yang setia pada sekutu barat. Pernyataan tersebut muncul dalam akun Twitter yang sebelumnya pernah dilaporkan Kelompok Intelejen SITE.
Nama Hijaz merujuk pada wilayah barat yang bersejarah di Arab Saudi. Wilayah tersebut sebelumnya tidak pernah terlibat dalam kasus serangan terorisme.
Hijaz merupakan kelompok baru yang mengaku berafiliasi ISIS.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi, Mansour al-Turki mengatakan terlalu dini untuk mengonfirmasi mereka berada di balik serangan. Menurutnya, polisi masih menyelidi serangan yang disebut-sebut serangan terparah ke markas aparat.
Al Turki dan pangeran Mohammed bin Nayef membatalkan kunjungan ke Mesir pascaserangan itu. Aparat keamanan kerajaan meminta semua pihak mempersiapkan diri untuk menghadapi militan generasi baru.
Alasannya, kata dia, pemimpin ISIS mengubah strategi dengan membiarkan pengikut mereka melancarkan teror di negara masing-masing. ISIS mendesak pengikutnya di Arab untuk bertarung dengan kerajaan sekutu Barat