Ahad 09 Aug 2015 05:43 WIB

Saudi Akui Pembom Masjid Adalah Warganya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Pasukan keamanan memeriksa masjid lokasi pengeboman di Abha, Arab Saudi, Kamis (6/8).
Foto: bbc
Pasukan keamanan memeriksa masjid lokasi pengeboman di Abha, Arab Saudi, Kamis (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi mengakui pelaku peledakan bom bunuh diri di masjid markas polisi di Mesir merupakan warna negaranya.

Menteri Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan, pelaku pengeboman adalah Yussef bin Suleiman bin Abdullah al-Suleiman (21 tahun).

Dengan bahan peledak yang dikemas rapi, al-Suleiman mengebom sebuah masjid di kompleks markas kepolisiam di selatan Provinsi Aseer, demikian dilansir Al Jazeera, Sabtu (8/8).

Selain menewaskan 15 orang, ledakan ini juga melukai sembilan orag lainnya. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan ini.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan 11 dari 15 korban tewas merupakan polisi dan empat orang lainnya adalah pekerja asal Bangladesh. Masjid saat itu sedang dipadati para polisi dari unit senjata khusus dan taktis di tenggara kota Abha.

Al-Suleiman sendiri sudah pernah ditahan dua tahun lalu. Saat oti ia diyahan mengikuti aksi duduk di Kota Buraida yang meminta para tahanan dibebaskan. Ia lalu dibebaskan  45 hari kemudian setelah terbukti tidak bersalah.

Menyusul peledakan itu, kelompok afiliasi ISIS, al-Hijaz mengklaim berada di balik pengemboman itu.

Aksi ini merupakan yang paling mematikan terhadap keamanan Arab Saudi beberapa pekan ini. Pelaku yang diidentifikasi sebagai Abu Sianan al-Najdi sempat berikrar untuk melawan tiran di Semenanjung Arab.

ISIS sudah meluaskan serangannya di Timur Tenngah. Mereka mengklaim serangan di dua masjid syiah dan sunni Arab Saudi pada Mei lalu dan yang ke tiga di Kuwait pada Juni lalu.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement