REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat pada Sabtu (8/8), telah mengirimkan ucapan belasungkawa ke Kabul setelah rentetan serangan bom yang menewaskan sedikitnya 51 orang di hari paling mematikan dari pertempuran bertahun-tahun yang terjadi di Afghanistan, kata Gedung Putih.
Ledakan pada Jumat (7/8) yang menghancurkan bangunan sehingga mengakibatkan rumah sakit kewalahan dengan ratusan korban, merupakan serangan besar-besaran pertama oleh milisi di Kabul sejak pengumuman kematian pemimpin Taliban Mullah Omar.
Serangan tersebut juga mempertegas rapuhnya stabilitas keamanan di negara itu. "Penasihat Keamanan Nasional Susan Rice berbicara hari ini dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan secara terpisah, Asisten Presiden untuk Keamanan Dalam Negeri dan Kontraterorisme Lisa Monaco juga berbicara dengan Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan Hanif Atmar untuk mengungkapkan belasungkawa terdalam rakyat Amerika Serikat terkait kematian dan cedera akibat serangan mengerikan yang terjadi kemarin di Kabul, "kata pernyataan Gedung Putih.
Dia menambahkan, Amerika Serikat dan mitra internasional kami tetap berkomitmen kepada Pemerintah Persatuan Nasional Afghanistan dalam upaya untuk mencapai Afghanistan yang stabil, aman, dan sejahtera.