REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia berencana mengurangi emisi karbon, setidaknya 26 persen dari tingkat emisi 2005 pada 2030 mendatang. Target ini membuat Australia akan meninggalkan negara maju lainnya.
Perdana Menteri Tony Abbot menyepakati target pengurangan emisis 26 hingga 28 persen dalam pertemuan, Senin (10/8) malam waktu setempat. Angka ini sendiri jauh di bawah rekomendasi Otoritas Perubahan Iklim.
Otoritas Perubahan Iklim mengatakan bulan lalu Australia perlu mengurangi emisi sebesar 40 hingga 60 persen pada 2030 berdasarkan tingkat emisi sejak 2000. Australia saat ini bertujuan mengurangi emisi sebesar lima persen pada 2020 berdasarkan tingkat emisi pada 2000.
Menteri Keuangan Mathias Cormann mengatakan, pemerintah tidak ingin kebijakan ini merugikan pertumbuhan ekonomi Australia.
"Hal ini sangat penting bagi kita untuk membuat kontribusi yang kuat dan bertanggung jawab terhadap upaya global untuk mengurangi emsisi, tapi satu yang tiak mengurangi pergerakan kemakmuran ekonomi," katanya.
Australia adalah eksportir terbesar di dunia batu bara dan bijih besi. Negara Kangguru ini menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar karena ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga batu bara. Abbott sendiri merupakan pendukung kuat industri batu bara.