Selasa 11 Aug 2015 17:03 WIB

Dua Perempuan Turki Serang Konsulat AS, Sembilan Tewas

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Gedung Konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki.
Foto: AP/Lefteris Pitarakis
Gedung Konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sedikitnya sembilan orang tewas ketika Konsulat Amerika Serikat di Istanbul, Turki diserang dua perempuan bersenjata, Senin (10/8). Kementerian Luar Negeri Turki mengecam serangan tersebut.

Keamanan di wilayah langsung diperketat. Polisi dengan senapan otomatis berpatroli di jalan-jalan dekat konsulat yang terletak di distrik Sariyer tersebut.

Salah satu saksi insiden, Ahmet Akcay mengatakan salah satu perempuan penyerang menembak empat atau lima putaran. "Polisi berteriak 'Jatuhkan tasmu, Jatuhkan tasmu', dan perempuan itu mengatakan 'Saya tidak akan menyerah," kata Akcay yang merupakan penduduk sekitar.

Menurut Akcay, polisi telah memperingatkan akan menembak jika ia tidak menjatuhkan tasnya. Tapi perempuan itu menjawab 'Tembak saja'. Kantor gubernur Istanbul mengatakan salah satu penyerang berhasil ditangkap dalam keadaan terluka.

Menurut kantor berita Dogan, ia berusia 51 tahun dan pernah masuk penjara karena menjadi anggota DHKP-C. Reuters belum mengonfirmasi informasi tersebut. The Revolutionary People's Liberation Army-Front (DHKP-C) adalah organisasi yang dianggap teroris oleh AS dan Turki.

Kelompok sayap kiri tersebut telah mengklaim terlibat dalam serangan Senin. DHKP-C juga merupakan kelompok yang terlibat dalam serangan bom bunuh diri di kedutaan besar AS di Ankara pada 2013. Insiden tersebut menewaskan pasukan keamanan AS.

Konsulat AS mengatakan pihaknya bekerja sama dengan otoritas Turki untuk menyelidiki insiden Senin. Konsulat Jenderal Istanbul akan ditutup untuk publik hingga pemberitahuan selanjutnya.

DHKP-C mengatakan salah satu anggotanya terlibat. Mereka menyebut AS adalah musuh Timur Tengah dan musuh seluruh dunia.

Serangan ini dilakukan sehari pasca AS mengirim enam jet tempur F-16 dan 300 personil militer ke Pangkalan Udara Incirlik di Turki sebagai bagian dari upaya koalisi melawan ISIS. Beragam serangan telah sering terjadi pasca AS dan NATO menguatkan kendali di Turki.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement