Rabu 12 Aug 2015 00:21 WIB

Pengungsi Somalia di Yaman Kembali ke Negaranya

Kelompok Houthi menyerang kilang minyak Buraiqah di Aden, Yaman, Sabtu (27/6).
Foto: reuters
Kelompok Houthi menyerang kilang minyak Buraiqah di Aden, Yaman, Sabtu (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID,  SANAA -- Puluhan ribu pengungsi Somalia telah melarikan diri untuk kembali ke rumah mereka dari Yaman yang dilanda perang sejak meningkatnya pertempuran Maret lalu. PBB melaporkan pada Selasa, tiga juta penduduk membutuhkan bantuan di sana.

Para pengungsi yang awalnya melarikan diri akibat kelaparan dan konflik di Somalia sebelum terjebak dalam perang di Yaman, sebagian besar telah menyeberangi Teluk Aden dengan perahu ke wilayah Tanduk Afrika di Somaliland dan Puntland.

Sejak Maret 2015, hampir 29.000 orang telah tiba di Somalia dari Yaman, 90 persen di antaranya adalah warga Somalia dengan lebih diharapan dapat tiba dalam beberapa bulan mendatang, menurut Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

"Lebih banyak orang yang melarikan diri dari konflik di Yaman meningkatkan beban pada layanan dasar yang sudah terbatas," kata OCHA. Ditambahkan bahwa orang-orang yang tiba telah dibantu dengan makanan dan barang-barang dasar.

PBB mengatakan, lebih dari 1,1 juta orang mengungsi dari Somalia dengan melarikan diri dari rumah mereka karena konflik, kekeringan, kelaparan atau banjir, dan terdapat tiga juta orang yang membutuhkan bantuan terutama di wilayah selatan Somalia, di mana tempat pemberontak Islam memerangi pemerintah dan pasukan Uni Afrika.

Yaman telah diguncang oleh pertempuran dalam beberapa bulan terakhir antara pemberontak Houthi dengan pasukan yang setia kepada Presiden Abedrabbo Mansour Hadi. Koalisi pimpinan Arab Saudi telah mendukung Presiden Hadi melalui serangan udara.

Hampir 10.000 warga Yaman juga telah tiba di negara kecil Djibouti sejak akhir Maret lalu, menurut PBB.

Sementara itu, ribuan orang Etiopia dan imigran lainnya terus melakukan perjalanan ke arah yang berlawanan untuk menuju Yaman, banyak dari mereka ditipu oleh penyelundup bahwa perang di sana sudah berakhir.

Bulan lalu, PBB mengatakan bahwa lebih dari 10.000 imigran telah tiba di Yaman sejak serangan udara dimulai pada Maret lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement