Rabu 12 Aug 2015 08:15 WIB

Personel PBB Dituduh Bunuh Warga dan Perkosa Gadis

Pasukan internasional asal Kongo sedang berjaga-jaga di jalanan Bangui, Republika Afrika Tengah, yang sedang berkecamuk.
Foto: EPA/Legnan Koula
Pasukan internasional asal Kongo sedang berjaga-jaga di jalanan Bangui, Republika Afrika Tengah, yang sedang berkecamuk.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI-- Organisasi hak asasi manusia Amnesty Internasional menuding oknum personel pasukan penjaga perdamaian PBB menewaskan dua warga sipil dan memperkosa gadis 12 tahun di Bangui, Republik Afrika Tengah. Mereka mendesak PBB segera melakuan penyelidikan terkait pelanggaran tersebut.

Insiden tersebut berlangsung pada 2 dan 3 Agustus lalu ketika PBB menggelar operasi di Bangui. "Gadis itu bersembunyi di kamar mandi saat seorang pria dengan helm dan rompi penjaga perdamaian PBB membawanya keluar dan memperkosanya di belakang truk," kata Amnesty.

Perawat yang memeriksa sang gadis menemukan bukti medis adanya kekerasan seksual.

Keesokan harinya, setelah bentrokan bersenjata yang menewaskan seorang tentara Kamerun, pasukan penjaga  perdamaian PBB melakukan penyerangan membabi buta.

Mereka menembak tanpa pandang bulu di jalan-jalan. Amnesty mengatakan Balla Hadji (61 tahun) dan anaknya Souleimane Hadji (16 tahun) ditembak di luar rumah mereka.

Amnesty mengatakan telah mewawancarai 15 saksi. Mereka juga mewawancarai korban perempuan dan keluarganya. "Sebuah penyelidikan sipil yang independen harus segera diluncurkan, dan mereka yang terlibat harus segera ditahan selama penyelidikan," kata  penasihat Senior Amnesty International Joanne Mariner.

Menanggapi laporan ini, juru bicara Sekjen PBB Ban Ki-moon, Stephane Dujarric, pada Selasa (11/8), mengatakan Ban secara pribadi sangat kecewa dengan hal ini. Ia kemungkinan akan segera memberikan pernyataan publik.

"Kami ingin menekankan sekali lagi tak ada kesalahan seperti ini yang akan ditoleransi," kata Dujarric.

Juru bicara misi perdamaian PBB mengatakan, penyelidikan internal telah diluncurkan terkait dua tuduhan tersebut. n Gita Amanda

sumber : Aljazirah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement