REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah AS menilai pembatalan perjanjian nuklir Iran akan menghilangkan kepercayaan kepada kepemimpinan Amerika Serikat. Kondisi itu secara tidak langsung akan memengaruhi nilai mata uang AS. Dolar akan kehilangan pengaruh sebagai mata uang dunia.
"Jika kita berbalik dan membatalkan perjanjian dan mengatakan kepada mereka, 'Kalian harus mengikuti aturan kami dan penjatuhan sanksi adalah solusi' .. maka ini bisa membuat dolar tidak lagi diperhitungkan sebagai mata uang cadangan dunia," ujar Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
Kerry pun mengingatkan kerugian potensial di sektor keuangan AS, dan berkurangnya pengaruh politik AS. Ia menambahkan kesepakatan ini tidak terjadi dalam sekejap. Banyak negara yang terkait dalam perjanjian keuangan internasional pascakesepakatan itu.
Kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara berpengaruh disepakati pada 14 Juli lali di Wina. Pemerintah AS yakin kesepakatan itu sudah tepat untuk menghentikan Iran membuat senjata nuklir.
Sementara Kongres AS yang mayoritas dikuasai Partai Republik kini masih membahas kesepakatan ini. Tak sedikit di antara anggota Kongres yang ingin membatalkan perjanjian. Apalagi, Israel telah menegaskan akan menggunakan kekuatan lobinya untuk membujuk Kongres AS.
Namun Direktur Pelaksana FX Strategy BK Asset Management mempertanyakan alasan Kerry . Ia menilai status dolar akan terganggu hanya jika AS gagal dalam ekonomi skala global.