REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Militer Suriah mundur ke garis pertahanan baru di wilayah strategis Presiden Bashar al-Assad. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekalahan dari kelompok oposisi yang terus bergerak maju.
Hal itu disampaikan sumber militer Suriah, Selasa (11/8). Kelompok perlawanan dikabarkan telah bergerak maju ke dataran tinggi Sahl al-Ghab, di sebelah barat laut Suriah.
Pergerakan ini membuat milisi seperti Fron Nusra telah sampai ke sisi sebelah timur daerah jantung kota pendukung Assad dari etnis Alawite.
"Militer, untuk menghindari kekalahan dan menghindari jangkauan misil telah menetapkan garis pertahanan ke dua. Tentara memperkuat garis pertahanan kedua ini," ujar sumber itu.
Bulan lalu, Presiden Assad mengakui jika mereka kekurangan jumlah tentara. Mereka terpaksa mundur dari sejumlah area untuk mempertahankan wilayah yang lebih penting.
Kelompok perlawanan berhasil menguasai dataran tinggi Sahl dalam serangan besar yang dimulai dua pekan lalu. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia memperkirakan, hanya seperempat wilayah yang dikini dikuasai Assad.
Perang sipil di Suriah telah berlangsung sejak 2011 lalu. Lebih dari 250 ribu orang dilaporkan tewas Selain Nusra, kelompok perlawanan lain yang paling diperhitungkan adalah ISIS.