REPUBLIKA.CO.ID,TOBRUK -- Perdana Menteri Libya yang diakui internasional Abdullah al-Thinni menyatakan akan mundur dari jabatannya. Hal itu ia sampaikan dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi.
"Saya secara resmi akan mundur, dan saya akan mengajukan surat pengunduruan diri ke anggota dewan pada Ahad," ujarnya dalam interview yang ditayangkan pada Selasa (11/8) malam.
Sebelumnya host televisi menyecar Thinni yang mengkritik ketidakefektifan pemerintah.
Thinni merupakan perdana menteri yang berbasis di Tobruk. Ia mengungsi dari Tripoli setahun lalu setelah diusir oleh lawan politiknya yang kini juga mendirikan pemerintahan di ibu kota.
Namun kesungguhan Thinni ini diragukan. Juru bicara pemerintah Hatem al-Arabi mengatakan kepada Reuters, Thinni akan tetap menjabat sebagai perdana menteri. Ia hanya akan mundur jika rakyat memintanya.
Sejak kejatuhan Muamar Qadafi pada 2011 lalu, Libya tak kunjung stabil. Pemerintah berjalan lemah, karena kelompok milisi tak mau menurunkan senjata.